Kamis, 18 Februari 2016

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Meraih Sertifikat ISO 15489

Di awal tahun 2016 ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri mendapat hadiah kado terindah, yaitu dengan keberhasilan meraih Sertifikat ISO 15489-2001 untuk Arsip. Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras dan tanggung semua komponen pegawai di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri adalah Kantor Kota/Kabupaten yang pertama kali mendapatkan sertifikat ISO 15489 tersebut. Sukses selalu untuk Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri.
Motto : Mempertahankannya Jauh Lebih Berat Daripada Mendapatkannya!!!. Tetap semangat teman-teman, ayo selalu tingkatkan kemajuan arsip kalian.



Sejarah Gedung Bank Indonesia Kediri



Gedung Bank Indonesia Kediri terletak di Jalan Brawijaya No. 2 Kelurahan Pocanan, Kecamatan Kota, Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur. Lokasi gedung BI ini tepat berada di depan gedung OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau bersebelahan dengan gedung Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG yang joint venture with Mitsui Sumitomo Insurance.
Awalnya, gedung BI ini merupakan Kantor De Javasche Bank (DJB) Kediri. Semula bangunanya bergaya Indische Empire dengan ditopang oleh dua pilar di bagian depannya dan memiliki tiga pintu utama. Lalu pada tahun 1927, seiring perkembangan kantor DJB tersebut, dilakukan perombakan bangunan sesuai kebutuhan kala itu. Pada waktu itu, Kediri berkembang menjadi kota strategis untuk mengendalikan peredaran uang yang dinamis. Hal ini dikarenakan pada saat itu, Kediri menjadi pusat pertanian, perkebunan, dan industri (gula). Saat itu, Kediri memiliki beberapa pabrik gula (PG) dengan skala besar, seperti PG Jengkol (tutup), PG Pesantren, PG Ngadiredjo, PG Mritjan serta PTPN X yang mengelola cacao dengan ekspor poduksinya ke Eropa.
 Perombakan bangunan tersebut bersifat menyeluruh, dari bangunan satu lantai menjadi bangunan dua lantai seperti yang bisa dilihat hingga sekarang ini. Gedung tersebut masih dipercayakan kepada biro arsitek yang menjadi rekanan De Javasche Bank untuk merancang kantornya yang berada di Hindia Belanda, yaitu N.V. Architecten-Ingenieursbureau Fermont te Weltevreden en Ed. Cuypers te Amsterdam, atau secara singkat dikenal dengan nama Biro Fermont-Cuypers.
Ihwalnya, biro arsitek yang menjadi rekanan De Javasche Bank adalah Biro Arsitek Ed. Cuypers en Hulswit, sebuah kantor konsultan arsitektur yang didirikan di Batavia pada 1908 oleh dua arsitek, yaitu Marius J. Hulswit dan Eduard Henricus Gerardus Hubertus Cuypers sebagai kantor cabang dari biro yang sama di Amsterdam. Pada 1910, biro ini berkerja sama dengan arsitek A.A. Fermont di Batavia, dan bironya pun berganti nama menjadi  N.V. Architecten-Ingenieursbureau Hulswit en Fermont te Weltevreden en Ed. Cuypers te Amsterdam. Namun, setelah Marius J. Hulswit meninggal pada 1921, kerja sama itu dilanjutkan dengan membentuk perusahaan baru dengan nama N.V. Architecten-Ingenieursbureau Fermont te Weltevreden en Ed. Cuypers te Amsterdam.
Gaya bangunan Bank Indonesia di Kota Kediri tidak seperti Bank Indonesia yang ada di Indonesia yang pada umumnya gaya arsitekturnya Neo-Klasik dengan kolom-kolom Yunani yang tinggi, namun di Kediri mempunyai ciri arsitektur yang berbeda, terutama terlihat pada bentuk atapnya yang menyerupai atap masjid. Atap berbentuk limasan dengan di bagian puncak terdapat kubah. Gaya arsitektur modern yang telah disesuaikan dengan iklim tropis yang ada di Kediri ini, sedikit banyak dipengaruhi juga dengan gaya bangunan joglo.
De Javasche Bank kemudian dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia pada 1 Juli 1953 bersamaan dengan berlakunya UU Pokok Bank Indonesia Nomor 11 Tahun 1953.
(Sumber Kekunaan Blogspot)

Sejarah Bank Indonesia Kediri

Secara historis keberadaan Bank Indonesia Kediri dapat ditelusuri sejak jaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda pada saat kantor bank ini masih bernama De Javasche Bank Agentschap Kediri yang merupakan cabang dari De Javasche Bank NV, didirikan pada tanggal 2 Juli 1923 dan merupakan cabang ke-20. Sedangkan secara de jure, Bank Indonesia Kediri lahir bersama-sama dengan kelahiran Bank Indonesia secara nasional, yaitu sejak 1 Juli 1953. Pendirian ini didasarkan pada hasil penelitian di daerah Kediri demi kepentingan masyarakat di wilayah Kediri dan sekitarnya. Kantor De Javasche Bank Kediri ini menempati gedung milik sendiri di Jl. Brawijaya No.2-4 Kediri.
Selain Kediri, kantor cabang De Javasche Bank juga pernah dibuka di Madiun pada tanggal 21 April 1928 namun pada tanggal 31 Maret 1933 diakhiri kegiatannya karena adanya resesi ekonomi dunia pada periode tahun 1930-an. Kepemilikan bank tersebut pernah dikuasai Pemerintah Kolonial Jepang pada tahun 1942, dan setelah tentara sekutu berkuasa kembali De Javasche Bank dinyatakan beroperasi kembali pada tanggal 6 April 1946.
Setelah Indonesia merdeka, kantor-kantor De Javasche Bank di seluruh Indonesia dinasionalisasikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan Undang-Undang No.24 Tahun 1951 yang selanjutnya dengan Undang-undang No.11 tahun 1953 tentang Undang-undang Pokok Bank Indonesia, De Javasche Bank NV diubah namanya menjadi Bank Indonesia dan berfungsi sebagai Bank Sentral, dengan demikian kantor-kantor cabang De Javasche Bank dengan demikian menjadi Kantor Cabang Bank Indonesia, termasuk pula Kantor Cabang Kediri.