Gedung Bank
Indonesia Kediri terletak di Jalan Brawijaya No. 2 Kelurahan Pocanan, Kecamatan
Kota, Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur. Lokasi gedung BI ini tepat berada di
depan gedung OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau bersebelahan dengan gedung
Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG yang joint
venture with Mitsui Sumitomo Insurance.
Awalnya,
gedung BI ini merupakan Kantor De
Javasche Bank (DJB) Kediri. Semula bangunanya bergaya Indische Empire dengan ditopang oleh dua pilar di bagian depannya dan
memiliki tiga pintu utama. Lalu pada tahun 1927, seiring perkembangan kantor
DJB tersebut, dilakukan perombakan bangunan sesuai kebutuhan kala itu. Pada
waktu itu, Kediri berkembang menjadi kota strategis untuk mengendalikan
peredaran uang yang dinamis. Hal ini dikarenakan pada saat itu, Kediri menjadi
pusat pertanian, perkebunan, dan industri (gula). Saat itu, Kediri memiliki
beberapa pabrik gula (PG) dengan skala besar, seperti PG Jengkol (tutup), PG
Pesantren, PG Ngadiredjo, PG Mritjan serta PTPN X yang mengelola cacao dengan
ekspor poduksinya ke Eropa.
Perombakan
bangunan tersebut bersifat menyeluruh, dari bangunan satu lantai menjadi
bangunan dua lantai seperti yang bisa dilihat hingga sekarang ini. Gedung
tersebut masih dipercayakan kepada biro arsitek yang menjadi rekanan De Javasche Bank untuk merancang
kantornya yang berada di Hindia Belanda, yaitu N.V. Architecten-Ingenieursbureau Fermont te Weltevreden en Ed. Cuypers
te Amsterdam, atau secara singkat dikenal dengan nama Biro Fermont-Cuypers.
Ihwalnya,
biro arsitek yang menjadi rekanan De Javasche Bank adalah Biro Arsitek Ed.
Cuypers en Hulswit, sebuah kantor konsultan arsitektur yang didirikan di
Batavia pada 1908 oleh dua arsitek, yaitu Marius J. Hulswit dan Eduard Henricus
Gerardus Hubertus Cuypers sebagai kantor cabang dari biro yang sama di
Amsterdam. Pada 1910, biro ini berkerja sama dengan arsitek A.A. Fermont di
Batavia, dan bironya pun berganti nama menjadi
N.V. Architecten-Ingenieursbureau
Hulswit en Fermont te Weltevreden en Ed. Cuypers te Amsterdam. Namun,
setelah Marius J. Hulswit meninggal pada 1921, kerja sama itu dilanjutkan
dengan membentuk perusahaan baru dengan nama N.V. Architecten-Ingenieursbureau Fermont te Weltevreden en Ed. Cuypers
te Amsterdam.
Gaya
bangunan Bank Indonesia di Kota Kediri tidak seperti Bank Indonesia yang ada di
Indonesia yang pada umumnya gaya arsitekturnya Neo-Klasik dengan kolom-kolom
Yunani yang tinggi, namun di Kediri mempunyai ciri arsitektur yang berbeda,
terutama terlihat pada bentuk atapnya yang menyerupai atap masjid. Atap
berbentuk limasan dengan di bagian puncak terdapat kubah. Gaya arsitektur
modern yang telah disesuaikan dengan iklim tropis yang ada di Kediri ini,
sedikit banyak dipengaruhi juga dengan gaya bangunan joglo.
De Javasche
Bank kemudian
dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia pada 1 Juli 1953 bersamaan dengan
berlakunya UU Pokok Bank Indonesia Nomor 11 Tahun 1953.
(Sumber Kekunaan Blogspot)